By: Wahyuningsari
Bisnis,
sepertinya kata satu itu semakin ramah saja di telinga kita? sobat ceklis
berbicara soal bisnis dengan basic sebagai mahasiswa ekonomi islam tentunya
tidak ada role model selain nabi Muhammad sebagai inspirator. Tapi ternyata
kita masih belum menganal beliau. Bagaiamana mungkin seorang umat tak mengenal
Nabi yang diikutinya? Yah kita baru mengenal beliau sebagai panutan Rasulullah,
belum mengenal detai beliau sebagai seorang saudagar muslim yang sukses
mengimplementasikan nilai-nilai syariah islam. Buktinya masih banyak yang
kurang mengetahui kiprah nabi lewat hadist-hadist yang menjelaskan perilaku
ekonomi beliau. Nah, dari itulah penulis tergerak untuk mengangkat kisah-kisah
nabi Muhammad yang sangat menginspirasi bukan hanya sebagai seorang Nabi tapi
juga role model saudagar muslim yang sukses dunia akhirat karena strategi
cerdas dan kebijakan berekonominya.
Dari
mana kita mulai ? sesuai dengan judul artikelnya yang akan tergores dalam
tulisan ini adalah kisah sahabat nabi saat memulai bisnis.
Dalam
sebuah hadist diceritakan tentang kisah sederhana Rasul mengajarkan praktik
ekonomi kepada seorang muslim. Di kisahkan dari Anas Bin Malik, suatu hari
datanglah seorang dari kaum anshar kepada Nabi untuk meminta sesuatu karena ia
telah berada pada kondisi yang miskin dan masih belum bisa memenuhi
kebutuhannya hari itu.
Nabi
pun bertanya : tidakkah kau memiliki benda yang tersisa dalam rumahmu?
Sahabat
Anshar itupun menjawab : ada ya Rasulullah, bekas kain pelana yang sebagian
kami pakai untuk duduk dan sebagian lagi kami gunakan sebagai mangkuk untuk
minum.
“pergilah
dan ambil barang itu dan bwalah kemari “ pinta Rasulullah.
Tidak
berselang lam lelaki Anshar itu memang kembali membawa satu-satunya barang yang
tersisa dirumahnya kepada Rasulullah. Tak disangka Rasulullah melelang barang
tersebut ditengah orang banyak. Semula ada yang hendak membelinya seharga satu
dirham, kemudian rasul masih menanyakan lagi adakah yang berkenan diatas harga
tersebut dan akhirnya benda tersebut terjual seharga dua dirham.
Diberikannya
uang tersebut kepada si pemiliki dan rasulullah bersabda : “ separuh uang ini
kamu belikan makanan untuk keluargau dirumah, dan separuhnya lagi belikan
kampak dan bawalah kepadaku lagi”
Hal
tersebut dilakukan oleh seorang sahabat Anshar. Benar ia kembali kepada
Rasulullah membawa Kampak yang diminta Rasulullah. Bersabdalah nabi Muhammad :”
berangkatlah engkau sekarang mencari dan menebang kayu dan kemudian menjualnya.
Janganlah kamu menjumpaiku sampai 15 hari “
Dijalankanlah
perintah Rasulullah, pergilah lelaki Anshar tersebut ke bukit untuk mencari
kayu kemudian menjualnya. Sesudah lewat lima belas hari dia datang kembali
kepada nabi dan tangannya menggenggam uang sebanyak sepuluh dirham. Sebagian
uang itu dibelikannya pakaian, sebagia lagi untuk makanan, sedangkan sisanya
untuk menjadi modal selanjutnya.
Rasulullah
bersabda : “perbuatan ini lebih baik bagimu daripada kamu hidup mengemis dan
meminta-minta yang nanti akan menjadi cacat bagi mukamu di hari kiamat”
Kisah
diatas adalah penggalan hadist yang diungkapkan sepenuhnya oleh Yusuf Qardawi.
Secara jelas Rasulullah sebagai kepala Negara dengan tegas menolak memberikan
begitu saja harta (Negara) dari zakat kepada lelaki anshar yang datang padanya
padahal badannya masih kuat dan masih mampu berusaha. Jelaslah nabi tidak
menghendaki yang demikian. Kecuali jika semua jalan sudah sempit. Bukankah
begitu menginspirasi seorang sahabat yang bahkan sebelumnya tak memiliki suatu
apapun hanya pelana bekas perang kemudian berkecukupan hanya dengan waktu 15
karena mau memulai usaha. Andai kitta yang masih berstatus mahasiswa semester
satu dua mau memulainya ? mungkin esok saat wisuda kita selain bangga
memamerkan gelar kita juga telah bangga memamerkan hasil bisnis kita. tentunya
bisnis syariah ya.. subhanallah.. dari hal kecil saja, motivasi memenuhi
kebutuhan individu yuk kita bangun bisnis meneladani Nabi kita. semoga
bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar