Minggu, 06 November 2016

Filled Under:

Bungakah atau Bagi Hasil ? Pengaruh Investasi Indonesia (Cerita Pribadi Febri)

05.54.00

By: Nur Fitroh Febrianto

Namaku adalah Febri, saya lulusan S1 jurusan Ilmu Ekonomi di salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Saat aku kecil, selaluku impikan untuk menjadi pengusaha sepatu sukses saat muda dan hari ini adalah kesempatan saya untuk menggapainya setelah 3,5 tahun belajar. Satu hal yang menjadi masalah yaitu modal. Jujur aku tak punya cukup modal untuk membangun pabrik sepatu seperti yang ku inginkan.

Khusus dalam kasus Febri kali ini dibutuhkan penanaman modal atau dapat disebut Investasi untuk membangun perusahaan seperti yang diinginkan Febri. Investasi menurut istilah adalah kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, yang terdiri dari investasi finansial dan investasi non-finansial.

Dalam cerita ini Febri beruntung sekali, ada seseorang teman lamanya yaitu Yanto yang ingin meminjami modal untuk membangun pabrik sepatu impiannya. Akan tetapi, pertanyaan muncul. Apakah Febri mampu membayar biaya bunga yang diberikan Yanto kepada Febri sebagai ucapan terima kasih?.

Unsur penentu penting tingkat investasi adalah biaya investasi (suku bunga). Suku bunga merupakan landasan atau ukuran bagi layak atau tidak layaknya suatu usaha/investasi. Suku bunga juga merupakan indikator penentuan tingkat pengembalian modal atas risiko yang ditanggung oleh pemilik modal di pasar keuangan dan pasar modal.

Menurut teori Friedman, bahwa penurunan yang besar dalam suku bunga akan sangat menggalakkan investasi-investasi baru. Dengan kata lain bahwa investasi sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga, yaitu penurunan suku bunga yang relatif kecil akan dapat menyebabkan pertambahan yang nyata dalam investasi.

Selanjutnya Keynes dalam teorinya, bahwa tingkat bunga memegang peranan yang cukup menentukan di dalam pertimbangan para pengusaha melakukan investasi. Tetapi disamping faktor itu terdapat beberapa faktor penting lainnya, seperti keadaan ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangan dimasa depan, dan luasnya perkembangan teknologi yang berlaku. Apabila tingkat kegiatan ekonomi pada masa kini digalakkan dan dimasa depan diramalkan perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupun tingkat bunga tinggi, para pengusaha akan melakukan banyak investasi.

Sehingga dari sinilah dapat disimpulkan jika tingkat bunga tinggi, maka akan menekan pertumbuhan lapangan investasi. Perusahaan yang akan didirikan Febri merupakan awal dan pertama, sehingga Febri belum cukup menguasai mengenai strategi pemasaran yang tepat. Penggunaan sistem bunga pada investasi merupakan ketakutan tersendiri baginya. Hal ini karena profit yang akan diperoleh belum dapat terprediksi sehingga ditakutkan akan menunggangi tingkat bunga yang tinggi pada seluruh aset yang ia miliki.

Dalam keadaan galau Febri kali ini, datanglah temannya yaitu Nur. Dalam hal ini Nur juga memberikan tawaran kepada Febri untuk memberikan modal kepadanya. Akan tetapi, dalam hal ini Nur tidaklah memakai tingkat bunga dalam pengambilan risikonya. Nur memberitaukan kepada Febri cara pengambilan risiko melalui bagi hasil.

Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap.  Besar kecilnya perolehan kembali itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan perjanjian awal dari kedua pihak.

Dalam hal ini Nur memberikan tawaran 50% : 50% untuk pengambilan keuntungan. Sehingga suatu saat ketika perusahaan pabrik sepatu Febri memperoleh keuntungan 50 juta rupiah, maka hasil yang diperoleh Nur dan Febri masing-masih adalah 25 juta rupiah. Begitu pula sebaliknya, ketika perusahaan Febri mengalami kerugian 50 juta rupiah, maka yang menanggung masing-masing adalah 25 juta rupiah.

Sehingga dari sinilah Febri lebih memilih Nur sebagai partner bisnisnya karena sistem yang dilakukan Nur bersifat profit sharing dengan rasa saling tolong menolong.

0 komentar:

Posting Komentar