By: Nur Fitroh Febrianto
Namaku adalah Febri, saya lulusan S1 jurusan Ilmu Ekonomi
di salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Timur. Saat aku kecil, selaluku impikan
untuk menjadi pengusaha sepatu sukses saat muda dan hari ini adalah kesempatan
saya untuk menggapainya setelah 3,5 tahun belajar. Satu hal yang menjadi
masalah yaitu modal. Jujur aku tak punya cukup modal untuk membangun pabrik
sepatu seperti yang ku inginkan.
Khusus dalam kasus Febri kali ini dibutuhkan
penanaman modal atau dapat disebut Investasi untuk membangun perusahaan seperti
yang diinginkan Febri. Investasi menurut istilah adalah
kegiatan penanaman modal pada berbagai kegiatan ekonomi dengan harapan
memperoleh keuntungan di masa yang akan datang, yang terdiri dari investasi
finansial dan investasi non-finansial.
Dalam
cerita ini Febri beruntung sekali, ada seseorang teman lamanya yaitu Yanto yang
ingin meminjami modal untuk membangun pabrik sepatu impiannya. Akan tetapi, pertanyaan
muncul. Apakah Febri mampu membayar biaya bunga yang diberikan Yanto kepada
Febri sebagai ucapan terima kasih?.
Unsur
penentu penting tingkat investasi adalah biaya investasi (suku bunga). Suku
bunga merupakan landasan atau ukuran bagi layak atau tidak layaknya suatu
usaha/investasi. Suku bunga juga merupakan indikator penentuan tingkat
pengembalian modal atas risiko yang ditanggung oleh pemilik modal di pasar
keuangan dan pasar modal.
Menurut
teori Friedman, bahwa penurunan yang besar dalam suku bunga akan sangat
menggalakkan investasi-investasi baru. Dengan kata lain bahwa investasi sangat
sensitif terhadap perubahan suku bunga, yaitu penurunan suku bunga yang relatif
kecil akan dapat menyebabkan pertambahan yang nyata dalam investasi.
Selanjutnya
Keynes dalam teorinya, bahwa tingkat bunga memegang peranan yang cukup
menentukan di dalam pertimbangan para pengusaha melakukan investasi. Tetapi
disamping faktor itu terdapat beberapa faktor penting lainnya, seperti keadaan
ekonomi pada masa kini, ramalan perkembangan dimasa depan, dan luasnya
perkembangan teknologi yang berlaku. Apabila tingkat kegiatan ekonomi pada masa
kini digalakkan dan dimasa depan diramalkan
perekonomian akan tumbuh dengan cepat, maka walaupun tingkat bunga tinggi, para
pengusaha akan melakukan banyak investasi.
Sehingga
dari sinilah dapat disimpulkan jika tingkat bunga tinggi, maka akan menekan
pertumbuhan lapangan investasi. Perusahaan yang akan didirikan Febri merupakan
awal dan pertama, sehingga Febri belum cukup menguasai mengenai strategi
pemasaran yang tepat. Penggunaan sistem bunga pada investasi merupakan
ketakutan tersendiri baginya. Hal ini karena profit yang akan diperoleh belum dapat terprediksi sehingga
ditakutkan akan menunggangi tingkat bunga yang tinggi pada seluruh aset yang ia
miliki.
Dalam
keadaan galau Febri kali ini, datanglah temannya yaitu Nur. Dalam hal ini Nur
juga memberikan tawaran kepada Febri untuk memberikan modal kepadanya. Akan
tetapi, dalam hal ini Nur tidaklah memakai tingkat bunga dalam pengambilan risikonya.
Nur memberitaukan kepada Febri cara pengambilan risiko melalui bagi hasil.
Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan kembaliannya)
dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecilnya perolehan kembali
itu tergantung pada hasil usaha yang benar-benar terjadi dan perjanjian awal
dari kedua pihak.
Dalam hal ini Nur memberikan tawaran 50% : 50% untuk pengambilan
keuntungan. Sehingga suatu saat ketika perusahaan pabrik sepatu Febri
memperoleh keuntungan 50 juta rupiah, maka hasil yang diperoleh Nur dan Febri masing-masih
adalah 25 juta rupiah. Begitu pula sebaliknya, ketika perusahaan Febri
mengalami kerugian 50 juta rupiah, maka yang menanggung masing-masing adalah 25
juta rupiah.
Sehingga
dari sinilah Febri lebih memilih Nur sebagai partner bisnisnya karena sistem yang
dilakukan Nur bersifat profit sharing
dengan rasa saling tolong menolong.
0 komentar:
Posting Komentar