By: Nur Fitroh Febrianto
Bukanlah
sebuah rumus matematika maupun rumus ilmu pengetahuan alam lainnya. Akan
tetapi, ini adalah sebuah gambaran perekonomian yang terjadi di Indonesia.
Perekonomian Indonesia tidaklah lepas dari perekonomian Amerika dan China
ibarat ada dua orang yang bermain tarik tambang, sedangkan Indonesia di tengah-
tengahnya. Cukup aneh memang jika permainan tarik tambang di mainkan oleh tiga
orang. Terlebih lagi, salah satunya berada di tengah.
Indonesia pernah mengalami penguatan
nilai mata uangnya, rupiah, periode 2008- 2012 karena banjirnya investasi ke
pasar uang dan modal. Tercatat pada tahun 2011, nilai tukar rupiah terhadap
dollar berada pada level Rp. 8400. Hal ini terjadi karena Amerika sedang
dilanda krisis ekonomi pada tahun 2008, sehingga para investor hengkang dari
Amerika dan memilih menitipkan uangnya kepada negara yang tidak sakit, salah
satunya Indonesia. Sumber daya alam yang melimpah, masyarakat yang produktif,
dan profit yang menjanjikan membuat investor tertarik memarkirkan uangnya ke
Indonesia. Banyaknya suntikan investasi yang masuk ke Indonesia membuat
Pemerintah Indonesia berbangga diri karena berbagai sektor rumah tangga
produsen mulai jalan. Bagaimana dengan Amerika?.
The Fed (Federal Reserves)
mengeluarkan kebijakan Quantitative Easing yang berguna untuk menumbuhkan
gairah perekonomiannya. Berbeda dengan pembelian obligasi yang berguna untuk
mempertahankan suku bunga, kebijakan Quantitative Easing berguna untuk mencegah
penurunan suplay uang ketika
kebijakan moneter sudah tidak efektif. Selama proses perbaikan ini, Amerika
secara terus menerus mengeluarkan surat utang negara yang digunakan untuk
memodali kebijakan Quantitative Easing. Tercatat, China memiliki US$ 1,17
triliun surat utang Amerika.
Kebijakan
Quantitative Easing inilah yang dapat membuat ekonomi Amerika kembali
meningkat. Sektor industri pun perlahan mulai bangkit. Hingga suku bunga
pinjaman menjadi 0,25 %. Merasa sudah mampu, The Fed pun membuat kebijakan
Tapering Off atau pengembalian modal. Tapering Off ini membuat suku bunga naik
kembali dan keuangan Amerika kembali bergairah dan menarik bagi investor.
Alhasil, investor pun hengkang ke negara
persinggahannya dan kembali ke negara asal yaitu Amerika. Pembelian dollar pun
meningkat secara besar- besaran di seluruh dunia. Sehingga membuat harga dollar
Amerika meninggi dan kembali menguat. Indonesia adalah salah satu dari beberapa
negara yang terkena dampak penguatan dollar. Hal ini membuat rupiah melemah dan
jatuh pada level Rp. 16.000, lebih rendah dari era Soeharto tahun 1998.
Jatuhnya pasar investasi di
Indonesia tidak lebih karena pemerintah membiarkan Indonesia tumbuh lewat
investasi jangka pendek, bukan jangka panjang. Sehingga investor mudah sekali
untuk mengambil investasinya yang ditanamkan kepada pembangunan dengan jangka
panjang.
Pemerintah memegang kekuasaan penuh
atas kebijakan- kebijakan perekonomian di Indonesia. Mulai dari kebijakan
fiskal hingga pembentukan regulasi lainnya. Di dalam Islam, Allah pernah
berfirman :
“Hai orang- orang yang beriman, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (Pemimpin) di antara kamu, kemudian
jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada
Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu benar- benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya” (An- Nisa’ : 59)
Eksistensi rumah tangga pemerintah
sangatlah dibutuhkan. Perekonomian tidak akan berjalan jika hanya dijalankan
oleh rumah tangga konsumen maupun produsen. Sehingga fungsi dari pemerintah
yaitu membuat regulasi- regulasi yang dapat menyeimbangkan perekonomian seperti
melakukan penarikan pajak dan memberikan subsidi untuk pembangunan
infrastruktur
Dari sinilah ada beberapa faktor
yang ditawarkan Islam untuk mengatasi tantangan- tantangan ekonomi, yaitu:
- Peningkatan tingkat tabungan domestik dengan perbanyak insentif pajak. Melihat dari keberhasilan negara empat Macan Asia Timur atau empat Naga Kecil yaitu Hong Kong, Singapura, Taiwan, dan Korea Selatan yang penyebab keberhasilan negara tersebut adalah tingginya tabungan domestik. Allah SWT berfirman: ”Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar Jizyah (Pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS. At-Taubah [9]: 29)
- Penyediaan lowongan pekerjaan dengan cara meningkatkan dana pinjaman negara. Perekonomian Indonesia sudah saatnya berfokus pada infrastruktur penopang sektor usaha riil. Dalam hadits Qudsi disebutkan : “Tidak beriman kepada-Ku, Tidak beriman kepada-Ku. Orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara ia tahu tetangganya kelaparan”.Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, setiap individu bertanggung jawab atas jaminan hidup individu yang lain. Apalagi pemerintah sebagai pemimpin negara yang berkewajiban menjamin kehidupan masyarakatnya dengan cara menyediakan lowongan pekerjaan bagi warganya melalui dana pinjaman dengan sistem bagi hasil sesuai dengan syariat Islam. sehingga dari sini akan tercipta produktivitas masyarakat yang akan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
- Pembangunan dan perbaikan infrastruktur negara. Menengok kebijakan fiskal pada masa khulafaur Rashidin. Pada tahun 644 M hingga 656 M, Khalifah Usman Bin Affan menerapkan sistem pertanian terpadu dengan cara membangun berbagai pengairan yang digunakan untuk perkebunan masyarakatnya.Hal ini dimaksud untuk menciptakan stabilitas industri pada bidang pertanian.Tidak hanya itu, Usman Bin Affan pun membangun berbagai gedung- gedung pengadilan dan pengembangan baitulmal.
- Pemerataan ekonomi. Dalam Islam, sistem ekonomi yang dikembangkan didasarkan atas asas keadilan dan kebersamaan, seperti pengambilan sebagian kekayaan orang- orang kaya (pajak) untuk dibagikan kepada orang-orang miskin (subsidi). Allah SWT berfirman : ”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang- orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. (Al- Hadid : 7). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Allah menyuruh umat manusia untuk berinfaq atau bersedekah kepada sesama manusia khususnya orang miskin sebagai simbol ketaatan kepada Allah dan Rasul.
Demikian solusi yang ditawarkan Islam terhadap
permasalahan- permasalahan ekonomi yang semakin kompleks ini. Kesimpulannya
adalah Islam memberikan solusi terhadap Indonesia dari ketergantungan ekonomi
khususnya pada negara Amerika dan China (Am + Ch) yang disimbolkan dengan (≠).
Ekonomi Islam lebih menekankan kepada kemandirian pada segala aspek bidang baik
sosial, ekonomi, maupun lainnya.
gambar: http://assets.kompas.com/data/photo/2015/07/14/150227401-foto01-Copy19780x390.JPG
0 komentar:
Posting Komentar