Rabu, 05 Oktober 2016

Filled Under:

Am + Ch = I

08.49.00

By: Nur Fitroh Febrianto

Bukanlah sebuah rumus matematika maupun rumus ilmu pengetahuan alam lainnya. Akan tetapi, ini adalah sebuah gambaran perekonomian yang terjadi di Indonesia. Perekonomian Indonesia tidaklah lepas dari perekonomian Amerika dan China ibarat ada dua orang yang bermain tarik tambang, sedangkan Indonesia di tengah- tengahnya. Cukup aneh memang jika permainan tarik tambang di mainkan oleh tiga orang. Terlebih lagi, salah satunya berada di tengah.

            Indonesia pernah mengalami penguatan nilai mata uangnya, rupiah, periode 2008- 2012 karena banjirnya investasi ke pasar uang dan modal. Tercatat pada tahun 2011, nilai tukar rupiah terhadap dollar berada pada level Rp. 8400. Hal ini terjadi karena Amerika sedang dilanda krisis ekonomi pada tahun 2008, sehingga para investor hengkang dari Amerika dan memilih menitipkan uangnya kepada negara yang tidak sakit, salah satunya Indonesia. Sumber daya alam yang melimpah, masyarakat yang produktif, dan profit yang menjanjikan membuat investor tertarik memarkirkan uangnya ke Indonesia. Banyaknya suntikan investasi yang masuk ke Indonesia membuat Pemerintah Indonesia berbangga diri karena berbagai sektor rumah tangga produsen mulai jalan. Bagaimana dengan Amerika?.

            The Fed (Federal Reserves) mengeluarkan kebijakan Quantitative Easing yang berguna untuk menumbuhkan gairah perekonomiannya. Berbeda dengan pembelian obligasi yang berguna untuk mempertahankan suku bunga, kebijakan Quantitative Easing berguna untuk mencegah penurunan suplay uang ketika kebijakan moneter sudah tidak efektif. Selama proses perbaikan ini, Amerika secara terus menerus mengeluarkan surat utang negara yang digunakan untuk memodali kebijakan Quantitative Easing. Tercatat, China memiliki US$ 1,17 triliun surat utang Amerika.

 Kebijakan Quantitative Easing inilah yang dapat membuat ekonomi Amerika kembali meningkat. Sektor industri pun perlahan mulai bangkit. Hingga suku bunga pinjaman menjadi 0,25 %. Merasa sudah mampu, The Fed pun membuat kebijakan Tapering Off atau pengembalian modal. Tapering Off ini membuat suku bunga naik kembali dan keuangan Amerika kembali bergairah dan menarik bagi investor.

Alhasil, investor pun hengkang ke negara persinggahannya dan kembali ke negara asal yaitu Amerika. Pembelian dollar pun meningkat secara besar- besaran di seluruh dunia. Sehingga membuat harga dollar Amerika meninggi dan kembali menguat. Indonesia adalah salah satu dari beberapa negara yang terkena dampak penguatan dollar. Hal ini membuat rupiah melemah dan jatuh pada level Rp. 16.000, lebih rendah dari era Soeharto tahun 1998.

            Jatuhnya pasar investasi di Indonesia tidak lebih karena pemerintah membiarkan Indonesia tumbuh lewat investasi jangka pendek, bukan jangka panjang. Sehingga investor mudah sekali untuk mengambil investasinya yang ditanamkan kepada pembangunan dengan jangka panjang.

            Pemerintah memegang kekuasaan penuh atas kebijakan- kebijakan perekonomian di Indonesia. Mulai dari kebijakan fiskal hingga pembentukan regulasi lainnya. Di dalam Islam, Allah pernah berfirman :
 “Hai orang- orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri (Pemimpin) di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu benar- benar beriman kepada Allah dan hari kemudian yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (An- Nisa’ : 59)

            Eksistensi rumah tangga pemerintah sangatlah dibutuhkan. Perekonomian tidak akan berjalan jika hanya dijalankan oleh rumah tangga konsumen maupun produsen. Sehingga fungsi dari pemerintah yaitu membuat regulasi- regulasi yang dapat menyeimbangkan perekonomian seperti melakukan penarikan pajak dan memberikan subsidi untuk pembangunan infrastruktur

            Dari sinilah ada beberapa faktor yang ditawarkan Islam untuk mengatasi tantangan- tantangan ekonomi, yaitu:
  1. Peningkatan tingkat tabungan domestik dengan perbanyak insentif pajak. Melihat dari keberhasilan  negara empat Macan Asia Timur atau empat Naga Kecil yaitu Hong Kong, Singapura, Taiwan, dan Korea Selatan yang penyebab keberhasilan negara tersebut adalah tingginya tabungan domestik. Allah SWT berfirman: Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar Jizyah (Pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.” (QS. At-Taubah [9]: 29)
  2. Penyediaan lowongan pekerjaan dengan cara meningkatkan dana pinjaman negara. Perekonomian Indonesia sudah saatnya berfokus pada infrastruktur penopang sektor usaha riil. Dalam hadits Qudsi disebutkan : “Tidak beriman kepada-Ku, Tidak beriman kepada-Ku. Orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sementara ia tahu tetangganya kelaparan”.Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, setiap individu bertanggung jawab atas jaminan hidup individu yang lain. Apalagi pemerintah sebagai pemimpin negara yang berkewajiban menjamin kehidupan masyarakatnya dengan cara menyediakan lowongan pekerjaan bagi warganya melalui dana pinjaman dengan sistem bagi hasil sesuai dengan syariat Islam. sehingga dari sini akan tercipta produktivitas masyarakat yang akan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
  3. Pembangunan dan perbaikan infrastruktur negara. Menengok kebijakan fiskal pada masa khulafaur Rashidin. Pada tahun 644 M hingga 656 M, Khalifah Usman Bin Affan menerapkan sistem pertanian terpadu dengan cara membangun berbagai pengairan yang digunakan untuk perkebunan masyarakatnya.Hal ini dimaksud untuk menciptakan stabilitas industri pada bidang pertanian.Tidak hanya itu, Usman Bin Affan pun membangun berbagai gedung- gedung pengadilan dan pengembangan baitulmal.
  4. Pemerataan ekonomi. Dalam Islam, sistem ekonomi yang dikembangkan didasarkan atas asas keadilan dan kebersamaan, seperti pengambilan sebagian kekayaan orang- orang kaya (pajak) untuk dibagikan kepada orang-orang miskin (subsidi). Allah SWT berfirman : ”Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang- orang yang beriman diantara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. (Al- Hadid : 7). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Allah menyuruh umat manusia untuk berinfaq atau bersedekah kepada sesama manusia khususnya orang miskin sebagai simbol ketaatan kepada Allah dan Rasul.

Demikian solusi yang ditawarkan Islam terhadap permasalahan- permasalahan ekonomi yang semakin kompleks ini. Kesimpulannya adalah Islam memberikan solusi terhadap Indonesia dari ketergantungan ekonomi khususnya pada negara Amerika dan China (Am + Ch) yang disimbolkan dengan (≠). Ekonomi Islam lebih menekankan kepada kemandirian pada segala aspek bidang baik sosial, ekonomi, maupun lainnya.

gambar: http://assets.kompas.com/data/photo/2015/07/14/150227401-foto01-Copy19780x390.JPG

0 komentar:

Posting Komentar